JIS: Journal Islamic Studies
https://yptb.org/index.php/jis
<div style="text-align: justify;"><span style="box-sizing: border-box; font-weight: bolder;">JIS : Journal ISLAMIC STUDIES</span><span style="font-weight: bolder;"> [e-ISSN : <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20221215321181706" target="_blank" rel="noopener">2963-2072</a>] </span>adalah jurnal peer-review yang diterbitkan oleh Yayasan Pendidikan Tanggui Baimbaian Kalimantan Selatan, sesuai SK. KEMENKUMHAM : AHU-0025509.AH.01.04. TAHUN 2022 TANGGAL 14 DESEMBER 2022, dengan <span style="box-sizing: border-box;">terbitan Tiga kali setahun</span> (Januari-Maret, April-Juli dan Agustus-November) Sebagai publikasi multi-disiplin yang didedikasikan untuk studi ilmiah tentang semua aspek keislaman dan dunia Islam, khususnya pada karya-karya yang berhubungan dengan pendidikan islam, sejarah islam, politik islam, ekonomi islam, sosiologi islam, hukum islam, Psikologi islam, filsafat islam.</div> <div style="text-align: justify;"> <div style="text-align: justify;"> <div align="left"> <div align="left"> <div style="text-align: justify;"> <div style="text-align: justify;"> <div align="left"> <div align="justify"> <table style="width: 100%; background-color: #e2f1f0; height: 225px;"> <tbody> <tr> <td style="width: 20%;"> Nama Jurnal</td> <td style="width: 80%;">: Journal ISLAMIC STUDIES</td> </tr> <tr> <td style="width: 20%;"> Inisial</td> <td style="width: 80%;">: JIS</td> </tr> <tr> <td style="width: 20%;"> Frekuensi</td> <td style="width: 40%;">: 3 Terbitan per tahun (Jan-Maret, April-Juli, Agst-Nov.)</td> </tr> <tr> <td style="width: 20%;"> Prefix DOI</td> <td style="width: 80%;">: <a href="https://doi.org/10.71456/jis">https://doi.org/10.71456/jis</a></td> </tr> <tr> <td style="width: 20%;"> Online ISSN </td> <td style="width: 80%;">: <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20221215321181706" target="_blank" rel="noopener">2963-2072</a></td> </tr> <tr> <td style="width: 20%;"> OAI Jurnal</td> <td style="width: 80%;">: <a href="https://yptb.org/index.php/jis/oai" target="_blank" rel="noopener">https://yptb.org/index.php/jis/oai</a></td> </tr> <tr> <td style="width: 20%;"> Editor-in-chief</td> <td style="width: 80%;">: Dr. Ngalimun, M.Pd., M.I.Kom </td> </tr> <tr> <td style="width: 20%;"> Publisher</td> <td style="width: 80%;">: Yayasan Pendidikan Tanggui Baimbaian</td> </tr> <tr> <td style="width: 20%;"> Indeksasi</td> <td style="width: 80%;">: <a href="https://scholar.google.com/citations?user=7POCHoQAAAAJ&hl=id" target="_blank" rel="noopener">Google Scholar</a> | <a href="https://app.dimensions.ai/discover/publication?search_mode=content&order=relevance&search_text=10.71456" target="_blank" rel="noopener">Dimensions</a> | <a href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/39847" target="_blank" rel="noopener">Garuda</a>| <a href="https://journals.indexcopernicus.com/search/journal/issue?issueId=all&journalId=133095" target="_blank" rel="noopener">Copernicus</a> | <a href="https://search.crossref.org/search/works?q=2963-2072&from_ui=yes" target="_blank" rel="noopener">Crossreff</a></td> </tr> </tbody> </table> <strong>Form Pendaftaran Reviewer Jurnal:</strong> Formulir ini digunakan bagi yang ingin mendaftarkan diri menjadi seorang <strong>REVIEWER </strong>pada Jurnal ini. Silakan <strong><a href="https://forms.gle/wjM16aCcfUTQqUys7" target="_blank" rel="noopener">KLIK LINK INI</a> </strong><strong>untuk mengisi Formulir</strong><hr /></div> </div> </div> </div> </div> </div> </div> </div>Yayasan Pendidikan Tanggui Baimbaianen-USJIS: Journal Islamic Studies2963-2072Meningkatkan Kemampuan Matematika Melalui Pembelajaran Berdiferensiasi Anak Kelompok A Sekolah Penggerak KB Harapan Kita
https://yptb.org/index.php/jis/article/view/1436
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi bagaimana pembelajaran berdiferensiasi berhasil meningkatkan kemampuan matematika anak-anak di kelompok A di Sekolah Penggerak KB Harapan Kita dan untuk menemukan faktor- faktor yang mempengaruhi penerapan metode ini. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) digunakan, yang dilakukan dalam dua siklus, dengan dua pertemuan masing- masing. Subjek penelitian adalah dua belas anak dari kelompok A, dan metode pengumpulan data termasuk observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi meningkatkan kemampuan matematika anak. Pada tahap pra-tindakan, terdapat 9 anak (75%) dalam kategori Belum Berkembang (BB), 1 anak (8%) Mulai Berkembang (MB), dan 2 anak (17%) Berkembang Sesuai Harapan (BSH). Pada siklus I, pertemuan kedua menunjukkan kemajuan: 1 anak (8%) BB, 5 anak (42%) MB, 4 anak (33%) BSH, dan 2 anak (17%) Berkembang Sangat Baik (BSB). Pada siklus II, pertemuan kedua menunjukkan peningkatan, dengan hasil 4 anak (33%) BSH dan 8 anak Refleksi menunjukkan bahwa pembelajaran berdiferensiasi dapat menghasilkan pengalaman belajar yang bermakna, menyenangkan, dan sesuai dengan gaya belajar dan kebutuhan anak. Hasilnya, pembelajaran berdiferensiasi efektif dalam meningkatkan kemampuan matematika anak usia dini. Ini adalah metode yang layak untuk digunakan sebagai alternatif untuk mengajar anak usia dini.</p>KhairiahMuhammad YusufMuhammad Zulkarnaen
Copyright (c) 2025 Khairiah, Muhammad Yusuf, & Muhammad Zulkarnaen
http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/
2025-08-252025-08-253320121010.71456/jis.v3i2.1436Program Doktor Studi Islam UIN Palangka Raya: Implementasi, Tantangan, dan Prospek
https://yptb.org/index.php/jis/article/view/1458
<p>Program Doktor Studi Islam di Universitas Islam Negeri (UIN) Palangka Raya merupakan tonggak penting dalam pengembangan pendidikan tinggi Islam di Kalimantan Tengah. Program ini memperoleh izin resmi melalui Keputusan Menteri Agama RI Nomor 1100 Tahun 2023 dan diluncurkan pada 31 Agustus 2024. Kehadiran program doktor ini tidak hanya menjadi jawaban atas kebutuhan akademik di tingkat doktoral, tetapi juga bagian dari strategi UIN Palangka Raya dalam memperkuat posisi sebagai pusat kajian Islam unggulan di tingkat regional maupun nasional. Program ini menawarkan lima konsentrasi, yakni Manajemen Pendidikan Islam, Hukum Islam, Ekonomi Syariah, Pendidikan Agama Islam, dan Pemikiran Islam, yang dirancang dengan pendekatan <em>Outcome-Based Curriculum</em> (OBC) dan mengedepankan moderasi beragama. Sejak digagas pada 2017, persiapan penyelenggaraan program dilakukan melalui seminar akademik, penguatan sumber daya manusia, dan pembangunan infrastruktur akademik. Tantangan utama terletak pada upaya menjaga kualitas akademik, penyusunan kurikulum sesuai standar nasional, serta pengelolaan program multidisiplin. Meski demikian, prospeknya sangat menjanjikan: melahirkan intelektual Muslim yang moderat, kontekstual, dan berkontribusi dalam diskursus global. Dengan demikian, Program Doktor Studi Islam UIN Palangka Raya menjadi salah satu inovasi strategis dalam menjawab kebutuhan masyarakat akademik sekaligus memperkokoh peran perguruan tinggi Islam di Indonesia.</p>Latifah
Copyright (c) 2025 Latifah
http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/
2025-09-072025-09-073321122010.71456/jis.v3i3.1458 Pengenalan Keaksaraan Awal pada Anak Usia Dini Melalui Media Kartu Bergambar Teka Teki di TK Holistik Integratif Mutiara Kecamatan Kapuas Murung
https://yptb.org/index.php/jis/article/view/1457
<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengenalan keaksaraan awal pada anak usia dini menggunakan media kartu bergambar teka-teki di TK HI Mutiara pada anak Kelompok A. Media Kartu Bergambar Teka-Teki yang digunakan yaitu bermain tebak-tebakan abjad dengan kartu bergambar yang didalam kartu tertampil gambar dan huruf abjad yang beberapa huruf di kosongkan untuk bermain tebak-tebakan.</p> <p>Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Tindakan kelas <em>(classroom action research) </em>dengan menggunakan model Kemmis dan Mc Tanggart. Subjeknya adalah seluruh anak kelompok A TK HI Mutiara yang terdiri dari 9 anak laki-laki dan 6 anak perempuan dengan jumlah 15 anak. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dengan menggunakan lembar observasi sebagai pedoman.</p> <p>Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan anak dalam pengenalan keaksaraan awal pada anak dengan memfasilitasi anak untuk melakukan kegiatan terutama menggunakan media kartu bergambar teka-teki. Adapun hasil observasi menunjukkan adanya peningkatan pada kriteria Belum Berkembang (BB) pada pra siklus kemampuan anak mencapai 25% dan pada siklus 1 meningkat mencapai 70% pada kriteria Berkembang Sesuai Harapan, dan Kembali meningkat pada Siklus II menjadi 85% pada kriteria Berkembang Sangat Baik (BSB).</p>Noor HidayahNoor BaitiMuhammad Zulkarnaen
Copyright (c) 2025 Noor Hidayah, Noor Baiti, & Muhammad Zulkarnaen
http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/
2025-09-082025-09-083322123110.71456/jis.v3i3.1457Pola Komunikasi Jamaah Keliling dalam Berdakwah di Kota Banjarmasin: Kajian Studi Etnografi Komunikasi
https://yptb.org/index.php/jis/article/view/1462
<p>Forum Komunikasi Jamaah Keliling (FKJK) di Banjarmasin lahir dari tradisi pengajian rutin di masjid-masjid dan lembaga Islam lain sebagai wadah komunikasi umat yang lebih terorganisasi. Keunikan FKJK terletak pada pola pengajian berpindah tempat secara bergilir, yang tidak hanya mempererat ukhuwah Islamiyah, tetapi juga memperluas jaringan dakwah. Pola komunikasi yang berkembang di FKJK menjadi aspek penting untuk dikaji karena berfungsi sebagai perekat dalam aktivitas keagamaan, sosial, dan ekonomi jamaah. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi komunikasi. Data dikumpulkan melalui observasi partisipatif, wawancara mendalam dengan pengurus dan jamaah, serta dokumentasi berupa arsip dan pesan digital di grup WhatsApp FKJK. Analisis dilakukan melalui tahapan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, dengan validitas diperkuat melalui triangulasi sumber, metode, dan waktu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pola komunikasi FKJK terbagi ke dalam bentuk formal dan informal. Komunikasi formal berlangsung melalui struktur organisasi sederhana, sedangkan komunikasi informal lebih dominan melalui interaksi sehari-hari dan media digital. Pola komunikasi FKJK berfungsi sebagai sarana penyebaran informasi dakwah, penguat ukhuwah, media edukasi keagamaan, sekaligus penjaga moderasi beragama. Implikasi dari pola komunikasi ini tampak pada bertahannya FKJK sebagai organisasi dakwah yang inklusif, meningkatnya partisipasi jamaah, serta perluasan dakwah melalui teknologi digital.</p>Hamdan FuadiMarhaeni Fajar KurniawatiMuzahid Akbar Hayat
Copyright (c) 2025 Hamdan Fuadi, Marhaeni Fajar Kurniawati, & Muzahid Akbar Hayat
http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/
2025-09-142025-09-143323223910.71456/jis.v3i3.1462Manajemen Pendidikan Islam di MIS Kalirejo Semarang
https://yptb.org/index.php/jis/article/view/1463
<p>Manajemen pendidikan Islam memiliki peran strategis dalam meningkatkan mutu pendidikan dasar berbasis Islam. Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Kalirejo Semarang menjadi salah satu contoh lembaga pendidikan yang berhasil mengintegrasikan nilai-nilai keislaman dengan kurikulum nasional. Penelitian ini bertujuan menganalisis praktik manajemen pendidikan Islam di MIS Kalirejo dengan fokus pada perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, evaluasi, serta peran masyarakat dalam mendukung keberhasilan madrasah. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan melalui observasi kegiatan pembelajaran dan manajemen sekolah, wawancara mendalam dengan kepala madrasah, guru, tenaga kependidikan, serta komite sekolah, dan dokumentasi berupa arsip kurikulum, laporan evaluasi, serta dokumen kelembagaan. Analisis data dilakukan dengan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan, sementara keabsahan data diperoleh melalui triangulasi sumber dan metode. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan madrasah dilakukan secara partisipatif, pengorganisasian berbasis kompetensi guru, serta pelaksanaan pembelajaran yang mengintegrasikan kurikulum nasional dan kurikulum keislaman. Evaluasi dilaksanakan secara berkala dengan melibatkan komite sekolah dan wali murid. Temuan lain mengungkap pentingnya dukungan masyarakat, pengembangan sarana prasarana, dan peningkatan kompetensi guru sebagai faktor pendukung mutu pendidikan. Pembahasan penelitian ini menegaskan bahwa keberhasilan manajemen pendidikan Islam di MIS Kalirejo terletak pada sinergi antara madrasah dan masyarakat. Model manajemen partisipatif yang diterapkan dapat menjadi rujukan bagi madrasah lain dalam mewujudkan pendidikan Islam yang berkualitas, adaptif, dan berkarakter.</p>Ayep RosidiSupraptiIrwanto
Copyright (c) 2025 Ayep Rosidi, Suprapti, & Irwanto
http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/
2025-09-142025-09-143324024810.71456/jis.v3i3.1463Epistemologi Ibnu Rusyd, Al-Ghazali, dan Ibnu Sina: Perspektif Filsafat Islam
https://yptb.org/index.php/jis/article/view/1492
<p>Epistemologi Islam merupakan bidang kajian yang menelaah hakikat, sumber, dan batas pengetahuan dalam kerangka keislaman. Artikel ini bertujuan untuk mengkaji secara komparatif pemikiran epistemologis tiga tokoh besar dalam tradisi filsafat Islam klasik, yaitu Ibnu Sina, Al-Ghazali, dan Ibnu Rusyd. Metode penelitian yang digunakan adalah kajian kepustakaan (library research) dengan pendekatan analisis komparatif-filosofis, yakni menelaah karya utama ketiga tokoh seperti <em>Al-Syifa’</em> (Ibnu Sina), <em>Tahafut al-Falasifah</em> dan <em>Ihya’ Ulum al-Din</em> (Al-Ghazali), serta <em>Tahafut al-Tahafut</em> (Ibnu Rusyd). Data dianalisis secara kualitatif untuk mengidentifikasi persamaan, perbedaan, serta relevansi pemikiran mereka terhadap perkembangan epistemologi Islam dan ilmu pengetahuan modern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiganya memiliki landasan epistemologis yang berbeda namun saling melengkapi. Ibnu Sina menekankan rasionalitas dan proses intelektual sebagai jalan menuju pengetahuan; Al-Ghazali menempatkan intuisi dan iluminasi spiritual sebagai puncak pengetahuan hakiki; sementara Ibnu Rusyd berusaha mengharmonikan akal dan wahyu, menolak dikotomi antara filsafat dan agama. Ketiganya memberikan kontribusi besar terhadap pengembangan ilmu dan etika berpikir dalam Islam. Implikasi kontemporernya terlihat pada pentingnya integrasi antara rasio, etika, dan spiritualitas dalam pendidikan dan riset ilmiah modern, guna membentuk manusia yang berilmu sekaligus berakhlak.</p>NormuslimLatifah
Copyright (c) 2025 Latifah
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-11-052025-11-053324926010.71456/jis.v3i3.1492Metode Pemahaman Hadits: Pendekatan Interdisipliner
https://yptb.org/index.php/jis/article/view/1497
<p>Hadis merupakan sumber ajaran Islam kedua setelah al-Qur’an yang memiliki fungsi penting dalam membimbing umat pada berbagai aspek kehidupan. Seiring perkembangan zaman, kajian hadis menuntut pendekatan yang lebih komprehensif agar pesan-pesannya tetap relevan dengan kondisi sosial, budaya, dan ekologis kontemporer. Penelitian ini bertujuan menjelaskan konsep pendekatan interdisipliner dalam studi hadis serta kontribusinya dalam mengaktualisasikan ajaran Nabi Muhammad SAW pada permasalahan modern. Melalui studi pustaka dengan analisis deskriptif-analitis, penelitian ini mengintegrasikan perspektif ilmu sosial, antropologi, psikologi, ekonomi, dan sains dalam memahami hadis. Hasil kajian menunjukkan bahwa integrasi berbagai disiplin ilmu tersebut memungkinkan pemahaman hadis secara tekstual dan kontekstual, sehingga pesan hadis dapat diterapkan untuk menyelesaikan isu-isu kontemporer seperti krisis sosial, ketimpangan ekonomi, masalah kesehatan mental, dan kerusakan lingkungan. Analisis studi kasus hadis tentang pelestarian lingkungan menunjukkan adanya kecocokan nilai antara ajaran Islam dan prinsip ekologi modern, terutama terkait konsep keberlanjutan. Dengan demikian, pendekatan interdisipliner tidak hanya memperkaya metodologi kajian hadis, tetapi juga menguatkan fungsi hadis sebagai pedoman hidup yang solutif dan berorientasi pada kemaslahatan universal.</p>HaisusyiAbdul HelimAkhmad Supriadi
Copyright (c) 2025 Haisusyi, Abdul Helim, & Akhmad Supriadi
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-11-082025-11-083326126810.71456/jis.v3i3.1497Keimanan dan Ketuhanan dalam Filsafat Islam
https://yptb.org/index.php/jis/article/view/1498
<p>Filsafat Islam merupakan disiplin intelektual yang mengkaji hakikat keberadaan, pengetahuan, dan nilai-nilai melalui pendekatan rasional yang selaras dengan ajaran Islam. Salah satu tema sentral dalam filsafat Islam adalah konsep keimanan (<em>īmān</em>) dan ketuhanan (<em>ulūhiyyah</em>), yang menjadi basis metafisika dan epistemologi pemikiran Islam. Artikel ini bertujuan menjelaskan fondasi teologis dan filosofis konsep keimanan serta ketuhanan dalam khazanah filsafat Islam melalui kajian teks klasik dan kontemporer. Penelitian ini menggunakan metode studi kepustakaan dengan menelaah karya para filsuf Muslim seperti al-Kindī, al-Fārābī, Ibn Sīnā, al-Ghazālī, dan Ibn Rushd. Hasil kajian menunjukkan bahwa keimanan memiliki landasan rasional sekaligus tekstual, yang memadukan dalil wahyu dan akal. Konsep ketuhanan dalam filsafat Islam menegaskan bahwa Tuhan adalah Wujud Niscaya (<em>necessary being</em>; <em>wājib al-wujūd</em>) yang menjadi sumber segala eksistensi. Pembahasan mengenai hubungan Tuhan dengan alam, aspek ontologis, epistemologis, dan aksiologis menunjukkan bahwa filsafat Islam memberikan kerangka komprehensif dalam memahami ketauhidan. Kesimpulan artikel ini menegaskan bahwa filsafat Islam tidak hanya mempertahankan prinsip keimanan yang bersumber dari wahyu, tetapi juga menguatkannya melalui argumentasi rasional sehingga menjembatani iman dan akal dalam satu kesatuan harmonis.</p>NorhidayahLatifah
Copyright (c) 2025 Norhidayah, & Latifah
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-11-092025-11-093326927310.71456/jis.v3i3.1498Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Humanis untuk Membangun Kesadaran Sosial Mahasiswa STIKES Abdi Persada Banjarmasin
https://yptb.org/index.php/jis/article/view/1501
<p>Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di perguruan tinggi memiliki peran strategis dalam membentuk karakter dan kesadaran sosial mahasiswa sebagai calon tenaga kesehatan yang profesional dan humanis. Namun, perkembangan teknologi, perubahan pola pergaulan, dan globalisasi nilai seringkali menurunkan sensitivitas sosial mahasiswa terhadap lingkungan sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bagaimana penerapan pendekatan pembelajaran PAI humanis mampu menumbuhkan kesadaran sosial mahasiswa di STIKES Abdi Persada Banjarmasin. Pendekatan humanis menekankan pada penghargaan terhadap martabat manusia, aktualisasi diri, serta keterlibatan aktif mahasiswa dalam proses pembelajaran yang relevan dengan realitas sosial. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif melalui observasi, wawancara, dan studi dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran PAI humanis mampu meningkatkan empati, kepekaan sosial, sikap inklusif, dan partisipasi mahasiswa dalam kegiatan sosial. Selain itu, dosen memainkan peran penting sebagai fasilitator yang menciptakan suasana pembelajaran dialogis, reflektif, dan kolaboratif. Penelitian ini menegaskan bahwa pembelajaran PAI humanis efektif dalam membangun kesadaran sosial mahasiswa, khususnya dalam bidang kesehatan yang menuntut integritas moral dan kepekaan terhadap masalah kemanusiaan.</p>Aulia ZahrahLatifah
Copyright (c) 2025 Aulia Zahrah, & Latifah
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-11-102025-11-103327427910.71456/jis.v3i3.1501Penguatan Spiritualitas Mahasiswa Melalui Program Pendidikan Agama Islam
https://yptb.org/index.php/jis/article/view/1502
<p>Pendidikan Agama Islam (PAI) di perguruan tinggi memiliki fungsi strategis dalam membentuk karakter dan spiritualitas mahasiswa di tengah arus modernisasi, sekularisasi, serta dinamika sosial budaya yang semakin kompleks. Penelitian ini bertujuan menganalisis upaya penguatan spiritualitas mahasiswa melalui program PAI yang diimplementasikan dalam lingkungan kampus. Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif melalui kajian literatur yang relevan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguatan spiritualitas mahasiswa tidak hanya bergantung pada materi perkuliahan, tetapi juga integrasi antara kurikulum, pembiasaan ibadah, mentoring keagamaan, kegiatan sosial, dan internalisasi nilai-nilai keislaman secara komprehensif. Selain itu, peran dosen PAI sebagai teladan moral, fasilitator, dan motivator sangat menentukan keberhasilan pembentukan spiritualitas mahasiswa. Lingkungan kampus yang religius, program keagamaan yang berkesinambungan, serta pemanfaatan media digital turut memperkuat kapasitas mahasiswa dalam mengembangkan kesadaran religius, literasi keagamaan, dan akhlak mulia. Penelitian ini menegaskan bahwa PAI mampu memperkuat spiritualitas mahasiswa melalui strategi sistematis yang melibatkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Kesimpulannya, PAI berperan signifikan dalam membangun pribadi mahasiswa yang beriman, berakhlak, dan mampu menghadapi tantangan era digital secara bijaksana.</p>Siti AlimahLatifah
Copyright (c) 2025 Siti Alimah, & Latifah
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-11-102025-11-103328028510.71456/jis.v3i3.1502Relevansi Pendidikan Agama Islam dalam Menghadapi Krisis Moral Generasi Milenial
https://yptb.org/index.php/jis/article/view/1506
<p>Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era digital telah membawa perubahan signifikan dalam gaya hidup generasi milenial. Kemajuan tersebut beriringan dengan munculnya fenomena krisis moral yang ditandai dengan meningkatnya perilaku menyimpang, dekadensi moral, kejahatan siber, serta melemahnya rasa empati dan tanggung jawab sosial. Pendidikan Agama Islam (PAI) memiliki peran strategis dalam membentuk karakter dan spiritualitas generasi milenial agar beradab, beretika, dan berdaya saing. Artikel ini membahas relevansi PAI dalam menghadapi krisis moral melalui analisis peran fungsi PAI, tantangan internal eksternal, serta strategi penguatan karakter berbasis nilai Islam. Penelitian menggunakan metode kualitatif berbasis studi literatur terhadap karya-karya yang relevan di bidang pendidikan, agama, dan perkembangan generasi muda. Hasil kajian menunjukkan bahwa PAI tetap relevan sebagai sarana pembentukan moral dan identitas budaya spiritual, namun membutuhkan pembaruan metodologis, integrasi teknologi, dan pendekatan dialogis agar selaras dengan kebutuhan generasi milenial. Kesimpulannya, PAI berkontribusi signifikan dalam membangun generasi milenial yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga memiliki akhlak mulia dan mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.</p>Sry Nurlila Yusuf
Copyright (c) 2025 Sry Nurlila Yusuf
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-11-102025-11-103328629410.71456/jis.v3i3.1506Proses Pembentukan Iman: Sebuah Kajian Teoretis dan Praktis
https://yptb.org/index.php/jis/article/view/1518
<p>Iman dalam Islam adalah keyakinan yang diyakini di dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diwujudkan dalam amal perbuatan. Makna ini lebih luas dari sekadar percaya; ia mencakup keyakinan yang kuat pada enam rukun iman, yang kemudian harus diwujudkan dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari, mulai dari ibadah hingga akhlak mulia kepada sesama.bagaimana proses terbentuknya iman dalam diri manusia dari perspektif spiritual dan sosial. Iman tidak hadir secara tiba-tiba, tetapi melalui proses internalisasi nilai-nilai agama yang melibatkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan dalam kehidupan sehari-hari. Iman merupakan unsur fundamental dalam kehidupan beragama yang menentukan sikap, perilaku, serta cara pandang seseorang terhadap Tuhan dan sesama manusia. Proses terbentuknya iman tidak terjadi secara instan, melainkan melalui tahapan yang melibatkan pengalaman pribadi, lingkungan sosial, pendidikan, dan pemahaman terhadap ajaran agama. Dalam proses ini, faktor internal seperti hati nurani, kesadaran spiritual, serta pencarian makna hidup berperan penting dalam memperkuat keyakinan seseorang. Sementara itu, faktor eksternal seperti keluarga, lingkungan pergaulan, serta bimbingan tokoh agama turut mempengaruhi pertumbuhan iman. Dengan demikian, iman terbentuk melalui perpaduan antara pengalaman batin dan interaksi sosial yang berkesinambungan. Kajian ini bertujuan untuk menjelaskan dinamika dan tahapan dalam pembentukan iman, serta menyoroti pentingnya peran pendidikan dan lingkungan religius dalam menjaga kestabilan iman seseorang di tengah tantangan kehidupan modern.</p>MaysarahLatifah
Copyright (c) 2025 Maysarah, & Latifah
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-11-132025-11-133329530010.71456/jis.v3i3.1518Status Nasab dan Hak Anak Angkat Menurut Syariah Islam
https://yptb.org/index.php/jis/article/view/1519
<p>Penelitian ini mengkaji secara komprehensif status nasab dan hak‑anak angkat menurut syariah Islam, khususnya dalam kerangka konsep “kafalah” (pengasuhan) dan warisan. Studi ini menelaah dasar‑dalil Al‑Qur’an dan hadits, serta interpretasi para ulama dan ketentuan hukum nasional di Indonesia. Hasil menunjukkan bahwa dalam Islam anak angkat tidak memperoleh nasab orang tua angkatnya, sebab nasab hanya melekat pada ayah kandung; dan bahwa hak waris anak angkat dari orang tua angkatnya tidak otomatis seperti anak kandung, melainkan melalui wasiat (maksimum 1/3 harta warisan) atau hibah. Dalam konteks praktik, tantangan muncul terkait pemahaman masyarakat yang masih sering menisbatkan anak angkat kepada orang tua angkatnya, yang dapat menimbulkan implikasi hukum terhadap nasab, perkawinan, dan warisan. Kesimpulannya, pengangkatan anak dalam Islam diperbolehkan dalam bentuk pengasuhan dan nafkah (kafalah), tetapi harus dijalankan dengan menjaga ketentuan nasab dan hak‑hak sesuai syariah, serta dibarengi dengan kebijakan hukum nasional yang jelas.</p>Rizqi AkbarLatifah
Copyright (c) 2025 Rizqi Akbar, & Latifah
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-11-132025-11-133330130710.71456/jis.v3i3.1519Peran Falsafah Pendidikan dalam Membentuk Pandangan Dunia dan Etika Umat Beragama
https://yptb.org/index.php/jis/article/view/1520
<p>Falsafah pendidikan berfungsi sebagai landasan normatif dan metodologis dalam membentuk <em>worldview</em> (pandangan dunia) dan etika umat beragama. Dengan menyinergikan dimensi epistemologis (sumber pengetahuan), ontologis (hakikat eksistensi), dan aksiologis (nilai), falsafah pendidikan membantu merumuskan tujuan pendidikan religius yang tidak hanya mentransfer pengetahuan teologis tetapi juga menumbuhkan kapasitas reflektif, tanggung jawab moral, dan kompetensi sosial. Studi empiris menunjukkan bahwa pendidikan yang menempatkan pembelajaran worldviews sebagai bagian dari keseluruhan budaya sekolah dipandang penting oleh guru dan berdampak pada kehidupan beragama peserta didik. Dalam konteks pluralitas dan tantangan digital, pendidikan agama yang berakar pada falsafah pendidikan dapat memperkuat etika keberagamaan, moderasi, serta literasi moral digital. Oleh karena itu, integrasi falsafah pendidikan ke dalam kurikulum, kebijakan sekolah, dan pengembangan profesional guru menjadi langkah strategis untuk membentuk pandangan dunia dan etika yang kritis, inklusif, dan kontekstual.</p>Riska AnisaLatifah
Copyright (c) 2025 Riska Anisa, & Latifah
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-11-142025-11-143330831410.71456/jis.v3i3.1520Eksistensi, Martabat, dan Tanggung Jawab Manusia: Suatu Tinjauan Filosofis dalam Perspektif Islam
https://yptb.org/index.php/jis/article/view/1522
<p>Artikel ini mengkaji kedudukan manusia dalam Islam sebagai makhluk ciptaan Allah yang memiliki hakikat spiritual dan material, eksistensi yang dimuliakan, martabat yang dijunjung tinggi, serta tanggung jawab moral dan sosial. Dengan pendekatan studi pustaka terhadap Al-Qur’an, hadis, dan literatur tafsir serta filsafat Islam, pembahasan difokuskan pada lima pokok utama: hakikat manusia, konsep manusia, eksistensi manusia, martabat manusia, dan tanggung jawab manusia. Hasil kajian menunjukkan bahwa Islam memandang manusia sebagai makhluk berakal, bermoral, dan berpotensi menjadi khalifah yang menjaga keberlangsungan kehidupan melalui pengelolaan amanah, keadilan, dan kebaikan universal. Temuan juga menguatkan bahwa martabat manusia dijaga Allah tanpa memandang ras, suku, dan status sosial, sehingga manusia memiliki kewajiban menegakkan kemuliaan tersebut melalui tindakan nyata dalam kehidupan.</p>Ahmad Hendri MaulanaMuhammad FitriMuhammad Nauval
Copyright (c) 2025 Ahmad Hendri Maulana, Muhammad Fitri, & Muhammad Nauval
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-11-152025-11-153331532110.71456/jis.v3i3.1522Informed Consent dalam Kerangka Etik Islam: Tantangan Budaya dan Praktik Komunikasi antara Tenaga Medis Muslim dan Pasien
https://yptb.org/index.php/jis/article/view/1523
<p><em>Informed consent</em> adalah pilar etika medis yang menjunjung hak pasien atas informasi dan otonomi keputusan. Dalam konteks Islam, prinsip-prinsip syariah seperti maqasid al-shariah, adab medik, dan makna menjaga kehormatan serta martabat pasien membentuk kerangka komunikasi antara tenaga medis Muslim dan pasien. Perbedaan budaya, keyakinan, dan nuansa hukum fiqh dapat mempengaruhi proses persetujuan, pemahaman informasi, serta kepercayaan terhadap institusi kesehatan. Beberapa kendala utama muncul meliputi variasi pemahaman mengenai hak informasi dan batas kedudukan keluarga dalam keputusan medis, interpretasi konsep keikhlasan, musyawah, dan wali/wali pasien mempengaruhi sejauh mana persetujuan bersifat independent, bahasa medis teknis yang kompleks serta penggunaan istilah yang tidak familier meningkatkan ketidakpastian pasien, kekhawatiran mengenai privasi, kerahasiaan, dan izin berbagi informasi di antara anggota tim multidisiplin, perbedaan pandangan terkait risiko dan manfaat intervensi yang dipahami secara berbeda antara nilai-nilai keagamaan dan bukti klinis. Strategi praktis yang disarankan meliputi penggunaan bahasa sederhana yang disesuaikan dengan konteks budaya, pelatihan komunikasi etika Islami bagi tenaga kesehatan, penyertaan unsur fiqh medik dalam prosedur informed consent, serta penggunaan media edukasi berbasis budaya (infografik dan video pendek) yang menekankan maqasid al-shariah berupa perlindungan nyawa, akal, keturunan, agama, dan harta.</p>Muhammad Ritaudin NoorLatifah
Copyright (c) 2025 Muhammad Ritaudin Noor, & Latifah
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-11-152025-11-153332232810.71456/jis.v3i3.1523Konsep Hakikat Manusia dalam Islam: Telaah Atas Potensi Fitrah dan Tanggung Jawab Khalifah
https://yptb.org/index.php/jis/article/view/1524
<p>Hakikat manusia merupakan salah satu kajian fundamental dalam Islam yang mencakup pemahaman mengenai potensi, tujuan penciptaan, serta peran manusia di muka bumi. Artikel ini membahas konsep hakikat manusia berdasarkan nilai-nilai Al-Qur’an dan Sunnah, dengan fokus pada potensi fitrah sebagai kecenderungan alami menuju kebenaran dan peran manusia sebagai khalifah yang mengemban amanah untuk memakmurkan bumi. Melalui pendekatan teologis dan filosofis, kajian ini menegaskan bahwa manusia memiliki struktur eksistensial yang terdiri atas jasad dan ruh, diberkahi akal sebagai instrumen berpikir dan kebebasan memilih yang menjadikannya bertanggung jawab secara moral dan spiritual. Konsep manusia sebagai ‘abdullah menempatkan manusia sebagai makhluk yang harus tunduk dan mengabdi kepada Allah, sementara konsep khalifah memberikan tanggung jawab besar bagi manusia dalam menjaga keseimbangan alam dan membangun peradaban yang berkeadilan. Temuan kajian ini menunjukkan bahwa pemahaman komprehensif tentang hakikat manusia dalam Islam memiliki implikasi signifikan terhadap pembentukan karakter, arah pendidikan, dan strategi pembangunan sosial di era modern. Dengan demikian, Islam menawarkan paradigma kemanusiaan yang utuh dan harmonis untuk menjawab berbagai krisis moral dan spiritual global.</p>Yulia SariLatifah
Copyright (c) 2025 Yulia Sari, & Latifah
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-11-152025-11-153332933610.71456/jis.v3i3.1524Dialektika Akal dan Wahyu: Pemikiran Filosofis Tentang Keimanan dan Ketuhanan dalam Islam
https://yptb.org/index.php/jis/article/view/1525
<p>Penelitian ini membahas dialektika akal dan wahyu dalam pemahaman keimanan dan ketuhanan berdasarkan pemikiran para filsuf Islam, khususnya Al-Farabi, Ibn Sina, Al-Ghazali, Ibn Rusyd, dan Mulla Sadra. Kajian dilakukan melalui metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa filsafat Islam tidak memposisikan akal dan wahyu sebagai dua sumber yang saling bertentangan, melainkan saling melengkapi dalam memahami kebenaran ilahiah. Al-Farabi dan Ibn Sina menekankan peran akal sebagai instrumen rasional untuk mengenal Tuhan melalui pendekatan metafisik. Al-Ghazali memperlihatkan keterbatasan akal dan pentingnya wahyu serta pengalaman spiritual sebagai jalan ma’rifat. Ibn Rusyd menegaskan adanya harmoni akal dan wahyu karena keduanya berasal dari Tuhan yang sama. Mulla Sadra kemudian menawarkan sintesis yang lebih integratif melalui <em>al-hikmah al-muta’aliyah</em>, yang menggabungkan akal, spiritualitas, dan teks wahyu dalam pencarian kebenaran metafisik. Penelitian ini menegaskan bahwa dalam Islam, keimanan yang kukuh membutuhkan dukungan rasionalitas, dan rasionalitas sejati harus sejalan dengan kebenaran wahyu. Dialektika akal dan wahyu menjadi fondasi epistemologis yang memperkaya pemahaman teologis mengenai eksistensi Tuhan dan hakikat keimanan dalam tradisi intelektual Islam.</p>Gt. AlfianLatifah
Copyright (c) 2025 Gt. Alfian, & Latifah
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-11-152025-11-153333734510.71456/jis.v3i3.1525Hukum Puasa Bagi Ibu Hamil dan Ibu Nifas dalam Perspektif Agama
https://yptb.org/index.php/jis/article/view/1526
<p>Penelitian ini membahas hukum puasa bagi ibu hamil dan ibu nifas dalam perspektif syariat Islam. Ibu hamil dan nifas memiliki kondisi fisiologis dan psikologis khusus yang memengaruhi kemampuan mereka untuk menjalankan puasa secara penuh. Ibu hamil diberikan rukhsah (keringanan) untuk tidak berpuasa apabila khawatir kesehatannya atau janinnya terganggu, sedangkan ibu nifas wajib berbuka selama masa pemulihan pasca-persalinan. Kajian ini menggunakan pendekatan<em> library research</em> dengan metode kualitatif deskriptif, menelaah Al-Qur’an, Hadis, pendapat ulama, dan literatur fikih modern. Hasil penelitian menunjukkan bahwa syariat Islam menekankan prinsip kemudahan (<em>taysir</em>), rahmat (<em>rahmah</em>), dan perlindungan nyawa (<em>hifzh al-nafs</em>), sehingga ibu tetap dapat memenuhi kewajiban ibadah tanpa membahayakan kesehatan. Penggantian puasa (<em>qada</em>) atau pembayaran fidyah menjadi mekanisme untuk menyeimbangkan kewajiban ibadah dengan kondisi nyata. Temuan ini memiliki implikasi praktis bagi ibu, keluarga, dan tenaga medis dalam mendukung pelaksanaan puasa yang aman, bijaksana, dan penuh hikmah</p>Husnul IslamiFatimah Az-ZahraLatifah
Copyright (c) 2025 Husnul Islami, Fatimah Az-Zahra, & Latifah
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-11-152025-11-153334635310.71456/jis.v3i3.1526Konsep dalam Kemanusiaan: Tinjauan Komparatif Sikap, Etika, Moralitas, Akhlak dan Ihsan
https://yptb.org/index.php/jis/article/view/1527
<p>Artikel ini bertujuan untuk membedah dan membandingkan lima konsep krusial dalam studi perilaku manusia: Sikap, Etika, Moralitas, Akhlak, dan Ihsan. Kelima konsep ini sering digunakan secara bergantian, namun memiliki domain operasional, sumber otoritas, dan tingkat kedalaman yang berbeda dalam membentuk kualitas individu. Metode yang digunakan adalah studi literatur deskriptif dengan penekanan pada pemisahan batas-batas konseptual di antara terminologi-terminologi tersebut. Hasil kajian menunjukkan bahwa Sikap berada pada ranah psikologis-behavioral, Moralitas dan Etika membentuk kerangka normatif sosial dan rasional, sedangkan Akhlak dan Ihsan merepresentasikan dimensi internalisasi dan spiritualitas tertinggi. Pemahaman yang jelas atas perbedaan dan interkoneksi kelima konsep ini sangat esensial untuk pembangunan etika praktis dan pembentukan karakter yang komprehensif.</p>Yesa Rona PuspitaParamithaLatifah
Copyright (c) 2025 Yesa Rona Puspita, Paramitha, & Latifah
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-11-162025-11-163335435910.71456/jis.v3i3.1527Memahami Hakikat dan Konsep Manusia Menurut Islam
https://yptb.org/index.php/jis/article/view/1531
<p>Pemahaman tentang hakikat dan konsep manusia dalam Islam merupakan dasar utama dalam membangun paradigma kehidupan yang berlandaskan nilai ketuhanan. Islam menjelaskan bahwa manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang memiliki struktur multidimensional, terdiri dari unsur jasmani yang bersifat material dan unsur ruhani yang bersumber dari tiupan ruh Ilahi. Al-Qur’an menegaskan bahwa manusia diciptakan dalam bentuk terbaik (<em>ahsani taqwīm</em>), dibekali akal, fitrah, serta kebebasan berkehendak untuk mengenal dan mengabdi kepada Allah. Kedudukan manusia sebagai <em>‘abd </em>(hamba Allah) dan khalīfah (pemakmur bumi) menunjukkan bahwa seluruh aktivitas hidup harus berorientasi pada ibadah dan tanggung jawab moral. Penelitian ini bertujuan memberikan pemahaman sistematis mengenai jati diri manusia menurut perspektif Islam, potensi yang dimiliki, serta implikasinya dalam membangun karakter dan arah kehidupan seorang Muslim. Dengan pendekatan deskriptif-analitis berbasis Al-Qur’an, hadis, dan pemikiran ulama, hasil kajian menunjukkan bahwa manusia memiliki potensi mencapai derajat kemuliaan tertinggi ketika fitrah, akal, dan aspek spiritualnya digunakan sesuai tuntunan syariat. Konsep manusia dalam Islam tidak hanya bersifat teologis, tetapi juga relevan dalam kehidupan sosial, pendidikan, dan pembentukan moralitas umat di era modern.</p>Susiama Putri AnjeliLatifah
Copyright (c) 2025 Susiama Putri Anjeli, & Latifah
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-11-182025-11-183336036510.71456/jis.v3i3.1531Perbandingan Epistemologi Al-Ghazali, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd: Antara Intuisi, Rasio, dan Empiris
https://yptb.org/index.php/jis/article/view/1538
<p>Kajian terhadap epistemologi Al-Ghazali, Ibnu Sina, dan Ibnu Rusyd menunjukkan bahwa tradisi pemikiran Islam klasik memiliki kekayaan konseptual yang luas dalam memahami proses, sumber, dan tujuan pengetahuan. Perbedaan pendekatan ketiga tokoh tersebut tidak menunjukkan pertentangan mutlak, melainkan menegaskan keberagaman cara memahami realitas dan kebenaran. Al-Ghazali menawarkan epistemologi integratif yang menempatkan indera, akal, dan hati sebagai instrumen pengetahuan, dengan puncaknya berupa intuisi spiritual (ilmu laduni), sehingga pencarian kebenaran melibatkan dimensi rasional sekaligus batiniah. Ibnu Sina mengembangkan epistemologi rasional-intuisionistik dengan teori hierarki akal, menekankan peran akal dalam memahami realitas sekaligus mengakui intuisi intelektual sebagai pencapaian kognitif tertinggi, menjembatani filsafat Aristoteles dan neoplatonisme dalam konteks Islam. Sementara Ibnu Rusyd menghadirkan pendekatan rasional-empiris yang sistematis, menegaskan bahwa seluruh pengetahuan berasal dari pengalaman inderawi dan diolah melalui mekanisme abstraksi akal, serta menolak klaim pengetahuan intuitif mistis. Sintesis ketiga pandangan ini menegaskan bahwa epistemologi Islam klasik bersifat multidimensional, memadukan indera, akal, intuisi, wahyu, dan pengalaman spiritual. Pendekatan ini menjadi dasar bagi pengembangan epistemologi Islam kontemporer yang holistik, yang tidak hanya mengandalkan rasionalitas, tetapi juga menghargai dimensi spiritual dan etis dalam pencarian kebenaran.</p>Cahyo MuliawanNormuslim
Copyright (c) 2025 Cahyo Muliawan, & Normuslim
https://creativecommons.org/licenses/by/4.0
2025-11-202025-11-203336637310.71456/jis.v3i3.1538