Peranan dan Strategi Guru Bimbingan dan Konseling dalam Membantu Siswa Menemukan Identitas Diri di SMA Negeri 1 Muara Teweh

Authors

  • Resa Rizki Riskah Muaminah* Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin, Indonesia
  • Ainun Heiriyah Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin, Indonesia
  • Aminah Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjari Banjarmasin, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.71456/ecu.v4i1.1450

Keywords:

Guru BK, Strategi Bimbingan, Identitas Diri, Konseling Sekolah

Abstract

Penelitian ini bertujuan agar dapat mendeskripsikan peran dan strategi guru Bimbingan dan Konseling (BK) dalam membantu remaja menemukan identitas diri di SMAN 1 Muara Teweh. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi terhadap guru BK dan siswa kelas X. Dalam hasil penelitian menunjukkan bahwa guru BK memiliki lima peran utama dalam proses pembentukan identitas diri siswa, yaitu sebagai konselor, fasilitator, motivator, mediator, dan advokat. Masing-masing peran dijalankan untuk membimbing siswa dalam mengenali potensi diri, menerima kelebihan dan kekurangan, serta membentuk kepercayaan diri. Strategi yang digunakan guru BK meliputi pendekatan preventif, kuratif, dan pengembangan. Strategi preventif dilakukan dengan memberikan penyuluhan dan informasi, strategi kuratif melalui layanan konseling individu dan kelompok, sedangkan strategi pengembangan dilaksanakan dengan kegiatan refleksi diri dan pelatihan keterampilan sosial. Guru BK bertanggung jawab menciptakan lingkungan  aman dan nyaman agar siswa merasa didukung dalam proses pencarian jati diri. Selain itu, keberhasilan pendampingan juga didukung oleh kolaborasi antara guru BK, siswa, orang tua, dan pihak sekolah. Kolaborasi ini memperkuat pendekatan yang dilakukan dan meningkatkan efektivitas layanan. Temuan penelitian ini sesuai dengan teori perkembangan identitas Erikson, yang menekankan pentingnya dukungan sosial dalam pembentukan identitas remaja. Penelitian ini diharapkan menjadi referensi dalam pengembangan layanan BK yang lebih responsif terhadap kebutuhan psikologis dan sosial siswa.

References

Afrilyanti, Herlina, & Rahmalia, S. (2015). Hubungan pola asuh orangtua dengan status identitas diri remaja. JOM, 2(2).

Agungbudiprabowo, Nurhudaya, & Budiamin, A. (2018). Efektivitas program bimbingan karir berbasis teori Super untuk mengembangkan identitas vokasional remaja. Jurnal Psikologi Pendidikan dan Konseling: Jurnal Kajian Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Konseling, 4(1).

Diplan, & Setiawan, M. A. (2018). Metodologi penelitian pendidikan. Jawa Tengah: CV Sarmu Untung.

Fadliah, R. (2025). Pengelolaan peminjaman barang dalam pendidikan: Antara SOP LPM dan pelaksanaan. EduCurio: Education Curiosity, 3(2),278-283. https://doi.org/10.71456/ecu.v3i2.1110

Hasibuan, E. J. (2016). Peranan komunikasi dalam keluarga terhadap pembentukan jati diri remaja. Perspektif, 1(2).

Heiriyah, A., Hayati, S. A., & Tohari, S. (2022). Pelatihan teknik desensitisasi sistematis bagi guru bimbingan dan konseling tingkat SMP untuk membantu mengurangi kecemasan siswa di lingkungan lahan rawa Kabupaten Barito Kuala. Jurnal Pengabdian Al-Ikhlas Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al Banjary, 8(1).

Hidayat, R., & Siregar, R. E. (2023). Strategi guru bimbingan dan konseling dalam mengembangkan potensi peserta didik. Jakarta: Prenadamedia Group.

Huriati, & Hidayah, N. (2016). Krisis identitas diri pada remaja. Sulesana, 10(1).

Indramayanti, A. (2016). Program bimbingan pribadi- sosial untuk meningkatkan pencapaian status identitas diri remaja (Disertasi Doktor, Universitas Pendidikan Indonesia).

Indriyati, I., Livana, P. H., & Susanti, Y. (2016). Hubungan perilaku terhadap harga diri remaja putus sekolah dalam pembentukan identitas diri. Jurnal Keperawatan, 8(2), 54–60.

Lestari, R. D., Mangantes, M. L., Kasenda, R. Y., & Tinus, D. (2021). Strategi guru BK dalam mengatasi krisis identitas. Educouns Journal: Jurnal Pendidikan dan Bimbingan Konseling, 2(1).

Maharani, L., & Ningsih, T. (2015). Layanan konseling kelompok teknik assertive training dalam menangani konsep diri negatif pada peserta didik. Konseli: Jurnal Bimbingan dan Konseling (E-Journal), 2(1), 23–28.

Maslikan. (2018). Keefektifan konseling kelompok realita untuk meningkatkan pemahaman identitas diri siswa sekolah menengah pertama. Perspektif Ilmu Pendidikan, 32(2).

Misri, L. (2018). Upaya guru BK dalam meningkatkan konsep diri positif siswa (Studi pada MTs Al- Washliyah Tembung) (Disertasi Doktor, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara Medan).

Mutiah, D. (2010). Psikologi bermain anak usia dini. Jakarta: Kencana.

Muttaqin, A., & Fitriani, Y. (2022). Peran guru BK dalam meningkatkan kesejahteraan psikologis siswa di sekolah menengah. Yogyakarta: Deepublish.

Nasution, W. Y. (2019). Pelayanan bimbingan dan konseling terhadap identitas diri siswa MAL UINSU TA 2017/2018 (Disertasi Doktor, Universitas Islam Negeri Sumatera Utara).

Nurmalasari, & Jayanti, W. E. (2020). Character building.

Nurmawati, N., Widodo, S. F., Putri, S. A., Kamila, L. A., & Diena, A. (2025). Faktor perilaku krisis identitas kalangan remaja. Community Development Journal, 6(1), 1046–1055.

Pasaribu, E., & Novalina, M. (2023). CCM (Counseling, Communitying, Mentoring): Strategi penggembalaan terhadap permasalahan krisis identitas diri pada remaja. Charistheo: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen, 3(1), 85–100.

Pitri, T. E., Hartini, H., & Warlizasusi, J. (2023). Pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling dalam membantu siswa menemukan identitas diri di SMAN 6 Kepahiang (Disertasi Doktor, Institut Agama Islam Negeri Curup).

Pranoto, H. (2016). Upaya meningkatkan percaya diri siswa melalui layanan bimbingan kelompok di SMA Negeri 1 Sungkai Utara Lampung Utara. Jurnal Lentera Pendidikan Pusat Penelitian LPPM UM Metro, 1(1), 100–111.

Purwanti, F. (2013). Identitas diri remaja pada siswa kelas XI SMA Negeri 2 Pemalang ditinjau dari jenis kelamin. Developmental and Clinical Psychology, 2(2).

Rahma, F. A. (2013). Hubungan antara pembentukan identitas diri dengan konsumtif pembelian merchandise pada remaja. Character, 01.

Ramdhanu, C. A., Sunarya, Y., & Nurhudaya. (2019). Faktor-faktor yang mempengaruhi identitas diri. Innovative Counseling, 3.

Samrin. (2016). Pendidikan karakter (sebuah pendekatan nilai). Jurnal Al-Ta’dib, 9(1), 120–143.

Santrock, J. W. (2018). Life-span development (17th ed.). McGraw-Hill.

Sari, A. K. (2015). Pengaruh layanan bimbingan kelompok terhadap kemandirian dalam menyelesaikan masalah belajar. Jurnal Konseling dan Pendidikan, 3(3), 1–7.

Sari, Y. (2024). Perkembangan identitas remaja mencari jati diri di era digital. Circle Archive, 1(4).

Sugiyono. (2015). Metode penelitian kombinasi (mix methods). Bandung: Alfabeta.

Sumiati, E., & Lailan, M. (2012). Pengetahuan dan sikap remaja tentang identitas diri remaja pada siswa SMA Kartika I-2 Medan. Jurnal Keperawatan Holistik, 1(1), 30–34.

Surapranata, S. (2016). Panduan operasional penyelenggaraan bimbingan dan konseling sekolah menengah atas (SMA). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Sutarto, S., Syafriyadin, S., & Warlizasusi, J. (2021). Konseling eklektik Islami untuk mengubah konsep diri waria. Konsep Diri Waria, 06(1).

Tegar Roli, A. (2017). 1365-Article Text-2611-1-10- 20180413. Jurnal, 11(2).

Usmaya, F., Fauzi, Z., & Heiriyah, A. (2025). Guru bimbingan dan konseling dalam mengatasi dampak negatif penggunaan media sosial di SMAN 12 Banjarmasin. Realita: Jurnal Bimbingan dan Konseling, 10(1), 2614–2621.

Wibowo, M. E., Suyitno, H., Retnoningsih, A., Handoyo, E., Rahayuningsih, M., Yurniawan, T., Pratama, H., Sunawan, S., Syaifudin, A., Yulianto, A., & Surahmat. (2017). Tiga pilar konservasi: Penopang rumah ilmu pengembang peradaban unggul. Semarang: UNNES Press.

Downloads

Published

2025-08-31

How to Cite

Muaminah, R. R. R., Heiriyah, A., & Aminah. (2025). Peranan dan Strategi Guru Bimbingan dan Konseling dalam Membantu Siswa Menemukan Identitas Diri di SMA Negeri 1 Muara Teweh. EduCurio: Education Curiosity, 4(1), 70–79. https://doi.org/10.71456/ecu.v4i1.1450