Strategi Guru Bimbingan Konseling dalam Mencegah Kekerasan Verbal dan Non-Verbal di SMK Negeri 1 Martapura

Authors

  • Nur Syifa* Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari, Banjarmasin, Indonesia
  • Muhammad Yuliansyah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari, Banjarmasin, Indonesia
  • Sanjaya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari, Banjarmasin, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.71456/ecu.v4i1.1470

Keywords:

Strategi Guru Bimbingan Konseling, Hambatan

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi guru bimbingan konseling dalam mencegah perilaku kekerasan verbal dan non-verbal di SMK Negeri 1 Martapura dan apa saja yang menjadikan hambatan ketika melaksanakan strategi tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, desain yang digunakan adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi dari berbagai sumber data yang sudah ada. Keabsahan data penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi metode. Hasil penelitian menjawab 2 poin dari rumusan masalah, yaitu 1) Strategi guru bimbingan konseling untuk mencegah perilaku kekerasan verbal dan non- verbal terbagi menjadi 4 yang pertama strategi preventif melalui layanan bimbingan klasikal. Guru bimbingan konseling (BK) menyampaikan materi terkait kekerasan verbal dan non-verbal secara komunikatif dan melibatkan siswa dalam diskusi aktif. Kedua, strategi korektid juga diterapkan melalui layanan konseling individual dan kelompok yang ditujukan bagi siswa yang terlibat sebagai pelaku dan juga korban dari perilaku kekerasan. Layanan ini membantu siswa merefleksikan perilaku, memahami dampak dan tindakan atas perbuatan mereka, dan mengembangkan solusi sesuai pemikiran siswa. Ketiga, kolaborasi ini salah satu bagian penting dalam strategi pencegahan perilaku kekerasan di sekolah. Guru bimbingan konseling (BK) bekerja sama dengan guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua, dan serta pihak sekolah lainnya dalam melakukan identifikasi terhadap pencegahan dan penanganan perilaku kekerasan. Keempat, strategi penegakkan tata tertib dan pembentukan budaya sekolah yang positif. 2) Hambatan yang dihadapi guru bimbingan konseling yaitu keterbatasan jumlah guru dan sarana prasarana, rendahnya partisipasi dan keterbukaan siswa, kurangnya dukungan dana dan program sekolah, koordinas yang belum optimal, pengaruh lingkungan di luar sekolah.

Author Biographies

Nur Syifa*, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari, Banjarmasin, Indonesia

Prodi Pendidikan Bimbingan dan Konseling

Muhammad Yuliansyah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari, Banjarmasin, Indonesia

Prodi Pendidikan Bimbingan dan Konseling

Sanjaya, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari, Banjarmasin, Indonesia

Prodi Pendidikan Bimbingan dan Konseling

References

Anggreni, N. M., Pratiwi, L. A., & Santosa, I. B. (2022). Pendekatan empatik dalam strategi guru BK untuk mencegah kekerasan di sekolah. Jurnal Konseling dan Psikologi Pendidikan, 14(2), 121–133. https://doi.org/10.31219/jkpp.v14i2.2022

Brackett, M. A., Rivers, S. E., & Salovey, P. (2019). Emotional intelligence: Key to preventing school-based aggression. Journal of Educational Psychology, 111(4), 579–593. https://doi.org/10.1037/edu0000398

Cowie, H., & Wallace, P. (2016). Peer support in schools: Reducing bullying through reflective counseling approaches. Journal of School Counseling, 14(3), 201–213.

Fahrizal, A. (2023). Peran guru bimbingan konseling dalam mencegah bullying verbal melalui konseling individual dan kelompok di SMPN 4 Kalisat. Jurnal Pendidikan dan Konseling, 8(1), 55–67.

Fauzana, R., Nasution, M., & Hidayah, A. (2021). Perilaku manusia dalam konteks pendidikan dan lingkungan sosial. Jurnal Psikologi Pendidikan Indonesia, 10(3), 145–157.

Fitri, S. N., Ramadhani, D., & Yusuf, F. (2024). Faktor penghambat keterbukaan siswa dalam layanan konseling di sekolah menengah. Jurnal Bimbingan dan Konseling Nusantara, 12(1), 77–90.

Forchuk, C., Reynolds, W., Sharkey, S., & Martin, M. L. (2016). Therapeutic relationships: From counselor empathy to behavioral change. Counseling Review, 18(2), 87–101.

Hadi, S., Saadah, N., & Yusuf, M. (2022). Validitas data penelitian kualitatif: Pendekatan triangulasi dalam penelitian sosial. Jurnal Metodologi Penelitian Sosial, 5(2), 201–214.

Hidayatul Ulum, A., Nuraini, D., & Maulana, R. (2025). Keterbatasan anggaran dalam pelaksanaan program pencegahan kekerasan di sekolah. Jurnal Administrasi Pendidikan, 13(1), 45–56.

Larner, J. (2022). Confidentiality and open communication in school counseling practice. International Journal of School Guidance, 7(4), 211–223.

Mahardika, R., Nugroho, F., & Sari, I. P. (2021). Komunikasi interpersonal guru BK dalam membangun karakter siswa pelaku perundungan. Jurnal Psikologi dan Pendidikan Karakter, 9(2), 233–245.

Mardiana, N., Sulastri, D., & Rahman, R. (2022). Perkembangan emosional dan kognitif remaja dalam konteks pendidikan menengah. Jurnal Ilmu Pendidikan dan Perkembangan Anak, 6(1), 33–45.

Nimala, T., & Anisa, H. (2024). Pengaruh keterbatasan sarana terhadap efektivitas layanan bimbingan konseling di sekolah menengah. Jurnal Ilmiah Konseling Indonesia, 10(2), 89–101.

Prayitno. (2017). Layanan bimbingan dan konseling di sekolah: Teori dan praktik. Jakarta: Rajawali Pers.

Putri, M. A., & Supriyanto, A. (2020). Kolaborasi guru dan konselor dalam pencegahan kekerasan di sekolah. Jurnal Pendidikan Karakter, 10(3), 250–264.

Saadah, N., Wekke, I. S., & Mulyadi, H. (2022). Pendekatan triangulasi dalam penelitian pendidikan: Analisis kredibilitas dan kebergantungan data. Jurnal Penelitian Kualitatif, 8(1), 58–70.

Setyowati, R., & Kurniawan, B. (2022). Dinamika kelompok dan pengaruh media sosial terhadap perilaku siswa di sekolah menengah. Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Remaja, 4(2), 112–127.

Tohari, M., Fadhila, N., & Rahmawati, S. (2023). Fenomena kekerasan verbal dan non-verbal di sekolah: Analisis bentuk dan dampaknya terhadap siswa. Jurnal Pendidikan dan Psikologi Remaja, 15(1), 1–14.

Tribunbanjarmasin.com. (2023, Agustus 11). Kasus penusukan siswa SMAN 7 Banjarmasin akibat perundungan sejak SMP. https://banjarmasin.tribunnews.com

Wang, Y., Chen, X., & Li, H. (2023). Positive school culture and its role in preventing verbal and non-verbal violence among students. Journal of Educational Development, 19(2), 142–156.

Wardhani, S., & Wahono, R. (2021). Peran guru dalam pembentukan perilaku siswa berkarakter di sekolah dasar. Dalam Shinta, N., & Ain, F. (Eds.), Kajian Pendidikan dan Pembentukan Karakter Anak Sekolah (hlm. 77–89). Bandung: Alfabeta.

Wekke, I. S. (2019). Metode penelitian kualitatif: Konsep dan penerapan di bidang pendidikan. Yogyakarta: Deepublish.

Widayati, E., Pramesti, H., & Lestari, D. (2024). Dampak psikologis kekerasan di sekolah terhadap prestasi belajar siswa. Jurnal Psikologi dan Pendidikan Anak, 12(1), 91–104.

Yandri, H. (2014). Bimbingan dan konseling: Konsep, prinsip, dan praktik profesional di sekolah. Jakarta: Kencana.

Downloads

Published

2025-10-11

How to Cite

Syifa, N., Yuliansyah, M., & Sanjaya. (2025). Strategi Guru Bimbingan Konseling dalam Mencegah Kekerasan Verbal dan Non-Verbal di SMK Negeri 1 Martapura. EduCurio: Education Curiosity, 4(1), 112–120. https://doi.org/10.71456/ecu.v4i1.1470